Selasa, 22 November 2011

“Perilaku Konsumen“ Pertemuan ke 2 (Analisis Bab 4 – 6)



Nama   : Joko Dwi Saputro
Kelas   : 3ea12
Npm     : 10209637


Tugas Softskill “Perilaku Konsumen“ Pertemuan ke 2 (Analisis Bab 4 – 6 )

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelian, sebenarnya terjadi beberapa kegiatan, yaitu : kegiatan munculnya gagasan untuk membeli, pengembangan atau dorongan agar gagasan tersebut direalisir, kegiatan pengambilan keputusan untuk membeli, pelaksanaan pembelian dan akhirnya kegiatan pemanfaatan atau pemakaian barang yang telah di beli. Keseluruhan kegiatan tersebut dapat di lakukan oleh beberapa orang yang melakukan fungsinya masing-masing, tetapi dapat juga terjadi pada diri seorang. Atau seorang dapat melakukan dua-tiga fungsi kegiatan pembelian saja.
Satu atau lebih kegiatan dapat mempunyai peran sangat dominan. Artinya, sangat menentukan kelancaran proses pembelian. Pemasar sangat berkepentingan terhadap pemahaman hal ini. Dengan mengendalikan pemeran dan kegiatan yang kritis atau dominan, proses pembelian dapat di arahkan sesuai dengan maksud pemasar. Misalnya, proses pembelian susu atau makanan bayi sangat di pengaruhi oleh faktor influencer, yaitu peranan bidan atau dokter anak
sehingga promosi penjualan yang dilakukan di BKIA atau puskesmas melalui tokoh medis sangat berpengaruh terhadap penjualan makanan bayi. Ada kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang di harapkan (kondisi ideal). Kesenjangan ini dikuatkan oleh stimuli (internal dan eksternal). Masalah yang umumnya dihadapi oleh calon pembeli adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi. Ketiadaan makanan merupakan persoalan bagi seseorang yang lapar, misalnya : makanan yang berkolesterol tinggi merupakan permasalahan bagi orang yang sangat memperhatikan kesehatan.

1.2      Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas maka rumusan masalah yang terjadi adalah bagaimana evaluasi tentang alternative sebelum pembelian, pembelian, dan sumber daya konsumen dan pengetahuan serta studi kasus yang terjadi.

1.3      Landasan Teori
Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk jasa relative sama dengan kita mengkonsumsi produk yang bersifat bukan jasa. Menurut Lovelock (2002), konsumen juga dihadapkan pada suatu proses memilih, proses ketika terjadi konsumsi, dan proses setelah konsumsi jasa. Berkaitan dengan konsumsi produk atau jasa terdapat 3 tahap yang akan di lalui oleh konsumen, yaitu :
1.      Tahap sebelum pembelian
Konsumen akan menggali informasi tentang produk serta mendefinisikan tingkat kebutuhannya terhadap produk. Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan kemungkinan mencari alternative pilihan terhadap produk maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap beberpa alternative produk yang ditawarkan oleh produsen
2.      Tahap proses pembelian
Pada tahap ini konsumen telah dan sedang menilai manfaat yang sedang dirasakan dari produk yang di konsumsi. Produsen telah berupaya mewujudkan keinginan konsumen atau pelanggan tersebut.
3.      Tahap setelah pembelian
Pada tahap ini konsumen telah mengkonsumsi produk, yang dilanjutkan dengan melakukan penilaian tentang manfaat yang di rasakan dari produk tersebut. Jika produk tersebut memberikan manfaat maka akan terjadi proses pembelian kembali. Sebaliknya jika produk tersebut tidak menguntungkan, maka akan mempengaruhi keputusan pembelian berikutnya.

Konsep Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam
proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
·         Tiga tingkatan dalam pemecahan ini :
Ø  Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Ø  Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas). Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Ø  Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku. Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk
membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat orang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang.

Sumber Daya dan Pengetahuan Konsumen
Sumber Daya Ekonomi dengan kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Sumber Daya Sementara yaitu sebagai waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen, karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Sumber Daya Kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata (skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan manajemen pengetahuan mempromosikan Ketika orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam perilaku individu tertentu yang berasal dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari. Sumber daya dan pengetahuan konsumen adalah mengenai semua informasi yang dimiliki konsumen berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Contohnya : Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.
Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur merek produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
Jenis Pengetahuan Produk :
1.      Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
2.      Pengetahuan  tentang manfaat produk
3.      Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1      Studi Kasus Tentang Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
Evaluasi pembelian produk terhadap barang yang ingin kita beli mencakup sejumlah harga yang dipertimbangkan sejumlah konsumen untuk melaksanakan proses pembelian. Pembelian barang atau produk dengan harga yang terlalu mahal mengakibatkan konsumen merasa untuk mempertimbangkan ulang untuk membeli nya. Kemajuan teknologi dalam rekaman musik, promosi dan distribusi memiliki beberapa efek pada industri rekaman. Salah satu aspek dari masalah ini adalah bahwa musisi tidak lagi tergantung pada label rekaman besar untuk membuat atau mendistribusikan produk mereka. (Viljoen & Dann, 2000) Alternatif lunak MP3 ke CD menjadi lebih populer sejak tahun 1998. Dalam audio ruang tradisional dapat muat 12 sampai 15 track audio, perangkat lunak MP3 dapat menyimpan sekitar 150 trek musik. "Para bergerak menuju MP3 sebagai format baru untuk menggantikan CD seperti CD album diganti vinil telah dipercepat oleh serbuan baru MP3 player portabel di pasar – beberapa kurang dari Discmans Sony konvensional." (Viljoen & Dann 2000, h. 173). Di sisi lain, teknologi digital baru yang muncul pada akhir abad ke-20 tidak hanya memfasilitasi proses rekaman musik, tetapi membuatnya jauh lebih murah , yang menyediakan kemungkinan bagi banyak
perusahaan dengan sumber daya terbatas untuk memasuki pasar.Jadi, jika dalam tahun 1980-an, studio rekaman profesional dengan semua peralatan rekaman, bekerja pada vinil atau operator kaset, biaya beberapa juta dolar dan karena itu domain dari 5 atau 6 perusahaan rekaman besar, pada tahun 2000, studio rekaman profesional perakitan dapat dilakukan pada biaya hanya $ 5.000. Semua peralatan dan perangkat keras, karena kemajuan teknologi global dalam, jauh lebih terjangkau bagi rata-rata seorang artis atau pengusaha.
2.2      Studi Kasus Tentang Pembelian
Pada saat ini kebutuhan sepeda motor bagi masyarakat sangat vital mengingat tingginya kemacetan yang ada di jalan raya, sehingga salah satu alternative untuk mempermudah dan kelancaran untuk mencapai suatu tujuan di dalam kota, maka sepeda motor merupakan salah satu pilihan yang tepat. Permintaan konsumen terhadap pembelian sepeda motor pun meningkat. Diantaranya memilih alternative terbaik dari produksi sepeda motor yang di keluarkan oleh perusahaan Honda, Yamaha, Suzuki atau Kawasaki. Seperti memperhatikan pembelian, baik dalam memilih produk, memilih jenis, penentuan saat pembelian maupun tempat dimana produk tersebut harus di beli. Itu semua membutuhkan proses keputusan membeli yang tepat bagi konsumen.
Proses keputusan pembelian bukan sekedar di dasarkan pada berbagai factor yang akan mempengaruhi pembeli, melainkan di dasarkan pada peranan
dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Ada 5 tahap yang di lalui konsumen dalam proses pembelian yaitu : identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan evaluasi purnabeli.

2.3      Studi Kasus Tentang Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
Seiring dengan meningkatnya tingkat hidup masyarakat, maka kebutuhan masyarakat terhadap barang juga akan semakin meningkat. Oleh sebab itu tidak bisa di pungkiri bahwa pembangunan ekonomi membutuhkan sarana komunikasi yang memadai dan canggih yang sesuai dengan kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi. Hal ini semakin membawa pengaruh terhadap perilaku mereka dalam memilih barang yang akan mereka beli, yang mereka anggap paling sesuai dan benar benar dapat memenuhi kebutuhan dan dapat memuaskan mereka. Produsen produk handphone Nokia melihat ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, oleh sebab itu nokia segera meluncurkan handphone dengan banyak alternative kepada masyarakat untuk memilih handphone yang paling ideal. Di sisi lain menimbulkan persaingan yang semakin ketat.
Pengetahuan terhadap kualitas handphone seperti Nokia dalam best color screen, Siemens Xelibri dalam best design phone, Samsung dalam best mid low end phone. Sehingga dapat di simpulkan bahwa walaupun dalam penjualan Nokia menjadi market leader, namun dari segi kualitas produk Nokia bukan lah yang terbaik, sehingga bukan tidak mungkin konsumen akan
beralih pada merk – merk pesaing lain yang menawarkan kualitas yang lebih baik. Hal ini sangat mungkin menurunkan penjualan handphone Nokia, yang di prediksi menurut pandangan konsumen dengan harga yang lebih murah namun bila berkualitas yang di tawarkan sama konsumen jelas akan memilih produk yang lebih berkualitas karena mekanisme pasar yang akan menentukan penurunan maupun peningkatan kembali penjualan handphone tersebut.


BAB 3
PENUTUP

1.      Kesimpulan dan Saran
1.1      Studi Kasus Tentang Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
Biaya kelebihan dengan teknologi baru yang timbul dari revolusi digital. Tidak perakitan hanya studio dengan semua peralatan yang diperlukan dan hardware yang lebih murah, tetapi duplikasi CD, penyimpanan dan pengiriman yang lebih murah juga. Rendah biaya produksi, duplikasi (duplikasi 500 CD berkisar dari $ 1,90 sampai $ 3,63, duplikasi 2000 biaya CD tentang satu dolar per CD), pengiriman dan penyimpanan membuat produk akhir lebih murah dan lebih terjangkau bagi pelanggan, sehingga memperluas jangkauan dan ruang lingkup target pasar

1.2      Studi Kasus Tentang Pembelian
Jadi, setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.

1.3      Studi Kasus Tentang Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
Jadi, pengetahuan tentang fasilitas yang lengkap dengan teknologi yang mutakhir, perangkat yang mudah untuk di perbaiki dan di dapat, serta bergaransi dapat menjadikan Nokia sebagai pilihan yang terbaik. Namun, seperti hal nya produk atau jasa lainnya, ketika konsumen memilih produk, mereka juga dipengaruhi oleh banyak factor. Pandangan yang berbeda dari tiap konsumen yang berbeda atas kinerja yang di hasilkan menyebabkan ketidakmerataan jumlah peminat di antara handphone – handphone yang beredar.


Daftar Pustaka :

Tugas Perilaku Konsumen Pertemuan ke 1 (Analisis Bab 1-3)



Nama   :  Joko Dwi Saputro
Kelas   :  3ea12
Npm    :  10209637

Softskill " Perilaku Konsumen " Pertemuan I ( Studi kasus Bab 1 - 3 )



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
Pada umumnya perilaku konsumen mempunyai karakter dalam memilih barang yang di inginkan. Konsumen dapat mengangap mempunyai satu karakter yang sama. Oleh karena itu konsekuensi kebutuhan maupun usaha konsumen untuk memperoleh barang juga berperilaku seragam. Meskipun dalam kenyataan, tidaklah demikian. Pemasar juga mengabaikan perbedaaan – perbedaan yang ada. Di era global seperti ini pembangunan ekonomi semakin tinggi ditandai dengan persaingan perusahaan selaku produsen yang menghasilkan barang dan jasa. Pemasar dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumennya salah satunya adalah melalui perantara yang digunakan dalam penyebaran produknya yaitu melalui perdagangan eceran. Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian produk maupun jasa di pengaruhi oleh banyak factor yang saling berinteraksi satu sama lain. Misalnya pesaing pada penjualan produk pasta gigi.
1.2      Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas maka rumusan masalah yang terjadi adalah tentang perilaku konsumen,
segmentasi pasar dan analisis demografis,serta proses pengambilan keputusan oleh konsumen. Sehingga dapat ditentukan keputusan apa yang di ambil oleh seorang konsumen

1.3      Landasan Teori
Perilaku konsumen adalah proses di mana seseorang sedang melakukan aktifitas dalam mencari, memilih, membeli, demi memenuhi semua yang di perlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pemasar mampu melihat perbedaan-perbedaan karakter maupun perilaku karakter maupun perilaku pasar yang ada. Perilaku pasar pada kenyataannya lebih bersifat heterogen. Keragaman perilaku pasar akan memerlukan barang dan usaha-usaha memperoleh barang yang juga beragam. Pemasar merasa perlu mengelompokkan pasar yang heterogen tersebut ke dalam bagian-bagian pasar yang mempunyai perilaku lebih seragam. Jadi segmentasi pasar yang dimaksud adalah proses membagi-bagi pasar yang semula berperilaku heterogen menjadi beberapa kelompok pasar yang sekarang berperilaku lebih seragam.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1      Pembahasan
Atas dasar landasan teori yang di buat, maka dapat dirincikan bahwa tulisan ini akan mengulas mengenai perilaku konsumen, segmentasi pasar dan analisis demografis, serta proses pengambilan keputusan oleh konsumen.

2.1.1   Perilaku Konsumen
Konsumen membeli barang dan jasa adalah untuk mendapatkan manfaat dari barang dan jasa tersebut. Jadi perilaku konsumen tidak hanya mempelajari apa yang dibeli atau dikonsumsi oleh konsumen saja, tetapi juga dimana, bagaimana kebiasaan dan dalam kondisi macam apa produk dan jasa yang dibeli.
Menurut Kotler (1997) ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan pembelian, antara lain:
1.    Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
2.   Pencarian Informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi.
Apabila dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka konsumen akan bersedia untuk membelinya.
3.   Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti terhadap produk yang akan dibelinya.
4.   Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan merek di antara beberapa merek yang tersedia.

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
·         Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Contoh Kasus :
Minyak goreng (migor) yang beredar di pasar pada dasarnya terbagi 2 kategori besar, yakni migor curah dan migor dalam kemasan (botol, refill  atau jerigen). Dalam studi kasus ini yang akan dibahas adalah migor dalam kemasan. Migor dalam kemasan terbagi lagi dalam beberapa jenis, antara lain kemasan 1liter, 2 liter dan 5 liter. Beberapa merek migor yang beredar di pasar diantaranya merek-merek yang sudah terkenal seperti Filma dan Bimoli. Ada jugabeberapa merek migor yang diproduksi oleh satu perusahaan, seperti Tropical,Frais Well dan Hemart. Terlepas dari strategi pemasaran dan diversifikasi merek family product  yang dilakukan oleh masing-masing perusahaan, bervariasinya merek migor di pasar dapat memberikan banyak pilihan kepada konsumen untuk memiliki alternatif keputusan pembelian migor.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-b9ZumyKuFcjB-03X8BAEJEUDjJZtCTg85il6rGcD0Qo1mwB5KjhgMXrvc8fROW-txVt4Z96ZQoUTEVb6hsIB3kb6K438l97P-U1HIX3zKXn-KhQN8Ma-FCZTuaKBzLScjaxS9lycQ_A/s320/PK.GIF






Kesimpulan
Perilaku konsumen migor di Kota Malang menunjukkan sensitivitasnyaterhadap faktor harga. Preferensi yang terungkap menyatakan bahwakeputusan pembelian migor sangat dipengaruhi oleh elastisitas harga produk.Sedangkan atribut produk yang melekat pada migor sebagian besar tidak terlalu dipentingkan kecuali hal yang berhubungan dengan harga produk.
           
2.1.2  Segmentasi Pasar dan Analisis Demografis
Basis segmentasi pembagian pasar bagi produk perusahaan satu dengan yang lain belum tentu sama. Basis segmentasi untuk pasar konsumen yang paling umum dapat di gunakan adalah aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku
a)      Geografis (wilayah, pemukiman, perkotaan)
Pasar dapat di bedakan menurut batas-batas wilayah atau daerah. Misalnya pasar daerah barat dan daerah timur
b)      Demografis (usia, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan)
Pasar dapat dibedakan menurut perbedaan misalnya usia. Perilaku pasar kanak-kanak akan berbeda dengan pasar dewasa
c)      Psikografis (sikap, motivasi, persepsi)
Pasar dapat di bedakan menurut perbedaan misalnya sikap konsumen terhadap produk tertentu
d)     Kebiasaan (membeli, mengkonsumsi)
Perubahan Struktur Pasar Konsumen

a.   Pasar Persaingan Sempurna
Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak.
Contoh produknya : adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna :
- Jumlah penjual dan pembeli banyak
- Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain
- Penjual bersifat pengambil harga (price taker)
- Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply)
- Posisi tawar konsumen kuat
- Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata
- Sensitif terhadap perubahan harga
- Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar

b.   Pasar Monopolistik
Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk
tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik :
- Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda
- Mirip dengan pasar persaingan sempurna
- Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda
- Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga
- Relatif mudah keluar masuk pasar

c.   Pasar Oligopoli
Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli :
- Harga produk yang dijual relatif sama
- Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses
- Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar
- Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain

d.  Pasar Monopoli
Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli :
- Hanya terdapat satu penjual atau produsen
- Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli

2.1.3    Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Berdasarkan asumsi rasionalitas, maka konsumen akanmengambil keputusan memilih merek migor yang ditunjukkan oleh titik singgung antara kurva batas efisiensi dengan salah satu kurva indiferensnya. Apabila titik singgung itu tidak terletak di salah satu sudut garis batas efisiensi yang membentuk suatu garis lurus seperti pada titik M, maka untuk memaksimumkan kepuasan, konsumen dapat memilih kombinasi atribut yang menghubungkan garis kombinasi kepuasan atribut yang membentuk bagian batas efisiensi yang disinggung oleh kurvaindiferens konsumen tersebut. Dalam konteks ini, perubahan harga produk dan pendapatan konsumen diasumsikan tetap.

Faktor-faktor yang mempengaruhi jangkauan pemecahan masalah :
1.      Alternatif-alternatif dibedakan dengan cara yang relevan, misalnya pembelian rumah, alternatif pemilihan adalah lingkungan rumah (bersih, tidak banjir, dekat kota atau mudah transportasi), bahan baku, harga (cicilan rendah dan lama)
2.    Tersedia waktu yang memadai untuk pertimbangan yang mendalam untuk membeli produk.
3.      Terdapat tingkat keterlibatan (relevansi pribadi) yang tinggi yang menyertai
pembelian.

Struktur keputusan membeli sangat penting, karena sesudah menetukan kebutuhan dan mempunyai keinginan akan produk tertentu, konsumen diharapkan untuk memunculkan keputusan untuk membeli. Ada tujuh struktur keputusan membeli yang mempengaruhi konsumen :
a.      Keputusan tentang jenis produk
b.      Keputusan tentang jenis produk
c.      Keputusan tentang merek
d.      Keputusan tentang penjualan
e.       Keputusan tentang jumlah produk
f.       Keputusan tentang waktu pembelian
g.      Keputusan tentang cara pembayaran


BAB 3
PENUTUP

1.      Kesimpulan dan Saran
Pemanfaatan akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan public dan yang ketiga adalah dalam hal pemasaran social, yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dan sebaiknya sebagai seorang konsumen dalam melakukan pembelian, menentukan pasar mana yang akan di tuju dan pengambilan keputusan membeli di lakukan secara benar dan tepat

Sumber Pustaka :